Tuesday, April 30, 2019

Orang ‘Paling Irit Sedunia’, Biaya Makan Setahun Cukup Rp.100.000




Kata pepatah, “Hemat Pangkal Kaya.”

Tapi kalo terlalu hemat, apa jadinya? Apa jika seharusnya makan tiga kali sehari, lantas disunat jadi 2 kali? Atau sehari makan, sehari puasa?

Tidak gitu juga kale, karena berhemat itu tidak mesti dengan mengurangi porsi konsumsi yang seharusnya.

Tapi dengan memenej keuangan dengan sebaik-baiknya, maka dengan pengeluaran yang seminim-minimnya, kebutuhan pokok hidup sehari-hari tetap terpenuhi.
***
Seperti seorang pria di Singapura, bernama Daniel Tay (DT, 38 tahun).

DT dalam setahun hanya mengeluarkan uang sebesar 8 Dolar, atau sekitar 100 ribu rupiah untuk biaya makan minum.

Sangking hematnya, maka DT dijuluki sebagai ‘manusia paling irit di dunia’.




Untuk dapat berhemat, DT menganut faham Freegans.

Kaum Freegan adalah orang-orang yang merasa prihatin melihat pemborosan yang dianggap sebagai gaya hidup, yang terjadi di masyarakat.

Karena itu, seorang freegan tidak akan membuang benda bekas/sisa, selama benda itu masih bisa dimanfaatkan.
***
Sebenarnya DT bukanlah orang miskin atau orang pelit. Dia mampu saja untuk hidup mewah dan berfoya-foya. Tapi pola pandang hidupnya yang Freegans itulah yang membuatnya sangat irit urusan makanan.

Selain urusan makan, setiap bulan DT juga punya tagihan yang harus dibayar seperti listrik, air bersih, telepon, asuransi, dan lain-lain. Namun urusan ini tidak termasuk dalam pengeluaran seratus ribu itu.

Lalu, bagaimana DT bisa menggunakan uang Rp.100.000,- untuk biaya makan selama satu tahun? Padahal kita tahu, dengan uang segitu, maksimal cukup untuk biaya makan 5 hari. Terus 360 hari lainnya harus makan apa?

Langkah yang dilakukan DT adalah menjadi seorang 'pengumpul sampah'.

Setiap hari ia mencari barang-barang bekas untuk kebutuhannya, termasuk untuk urusan perut. Bahkan ketika ia membeli makanan untuk kucingnya, maka ia tidak akan membeli makanan untuk dirinya sendiri.

Kemudian DT memungut sampah-sampah di toko-toko dan supermarket, dan meminta kepada para tetangganya semua makanan yang akan mereka buang.

Para tetangganya dengan senang hati memberikannya, daripada repot membuangnya sendiri ke tempat sampah. Bahkan mereka berterima kasih pada DT, karena makanan yang masih layak dikonsumsi itu tidak terbuang secara mubazir.

Pada awalnya memang DT sendiri yang mendatangi dari pintu ke pintu rumah tetangganya. Namun pada akhirnya tetangga sendiri yang mengantarkan ke pintu rumah DT.

Bahkan saat ia bangun tidur di pagi hari, berbagai makanan sudah terkumpul di depan rumahnya.

Begitulah kehidupan DT sehari-hari, sehingga urusan makanan dan minum terjamin, tanpa harus mengeluarkan biaya. Kecuali ia menginginkan sesuatu yang tidak ada dari pemberian tetangga.

Jika ada sisa-sisa makanan atau sayuran, DT akan menyimpannya di dalam kulkas. Terkadang ia membagikan makanan itu kepada tetangganya yang lain, jika yang diterimanya terlalu banyak.
***
Adapun untuk urusan mandi dan cuci (MCK), DT memanfaatkan sisa-sisa sabun, odol, sampo dan lain-lain yang dikumpulkannya dari bak sampah.

Kebanyakan orang sudah membuang odol dan sebagainya, padahal isinya masih bisa dipakai untuk 3 hari atau lebih.

Begitu juga dengan tas, sepatu, dan berbagai peralatan rumah tangga, bahkan sampai Playstation yang hanya putus kabelnya sudah dibuang orang.

Semua itu diambil dan dimanfaatkan oleh DT untuk dipakai dan dimanfaatkan buat keperluannya.

Karena itu, di rumah DT ada sebuah gudang untuk menyimpan barang-barang bekas yang masih layak pakai, yang dikumpulkannya selama ini.


No comments:

Post a Comment